EVENT KOTA TOEA MAGELANG DI TAHUN 2013 : 15 EVENT DALAM 12 BULAN !

Standard

Tak terasa tahun 2013 akan segera berlalu. Tak terasa pula 365 hari akan segera berganti menghitung ulang di tahun yang baru pula. Detik menuju menit akan mengubahnya menjadi catatan hari, bulan dan tahun. Tidak ada yang bisa menahannya barang sedetik saja. Di tahun 2013 ini di kalangan para pegiat heritage dicanangkan sebagai “TAHUN PUSAKA INDONESIA 2013”. Di mana berbagai komunitas, organisasi maupun perkumpulan berlomba-lomba membuat berbagai kegiatan yang bertema tentang pusaka. Tak terkecuali dengan yang ada di Magelang.

Selama setahun pula Komunitas KOTA TOEA MAGELANG mencoba berusaha mengadakan kegiatan-kegiatan yang bertema history dan heritage. Tujuannya adalah untuk lebih mengedukasi masyarakat akan pentingnya sejarah dan pelestarian cagar budaya. tidak bisa tidak bahwa kunci pelestarian selain ada pada pemerintah juga ada pada masyarakat. Tetapi cara untuk mengedukasi tentu dengan cara yang sederhana, mudah , murah dan mengasyikan. Oleh karena itu maka acara-acara yang di adakan lebih bersifat santai namun serius tanpa harus meninggalkan misi utama, yaitu edukasi.

Berbagai kegiatan itu tidak melulu di laksanakan pada satu tempat, satu tema ataupun satu waktu. Tetapi acara yang di gelar merupakan acara yang di kemas sedemikian rupa sehingga bagi peserta yang mengikuti akan merasa enjoy menikmati. Acara itu bisa di dalam ruangan maupun luar ruangan. Kalau di dalam ruangan biasanya seperti acara sarasehan, bedah buku, remboeg sedjarah, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan di luar ruangan biasanya berupa jelajah atau berpetualang di alam bebas.

Yang istimewa dari acara yang di gelar selama satu tahun tidak ada yang sama, baik mengenai tema maupun konten acara. Seperti diketahui bahwa dalam setahun KOTA TOEA MAGELANG berhasil menggelar event sebanyak 15 kali ! Sungguh hal yang luar biasa mengingat kegiatan yang di adakan sifatnya mengalir tanpa perencanaan yang di agendakan jauh -jauh hari.

Acara yang di adakan lebih berupa menggali sejarah di seputar Magelang dan sekitarnya. Seperti di ketahui bahwa masuh banyak masyarakat Magelang yang belum mengenal wilayahnya sendiri, baik di kota maupiun kabupaten. Hal ini tentunya sungguh ironis mengingat wilayah Magelang kaya akan sejarah, baik peninggalan dari era Hindu, Budha, Islam, Kolonial, Tradisional/Jawa, Tionghoa dll. Nah untuk itu maka KOTA TOEA MAGELANG sebagai sebuah komunitas yang berbasis history dan heritage merasa terpanggil untuk mengenalkannya kepada masyarakat.

Event yang PERTAMA di bulan Januari adalah mengenai ““Djedjak Sedjarah Kota Magelang tahoen 1923” Minggu 13 Januari 2013 di Museum BPK Kompleks Eks Karesidenan Kedu Kota Magelang. Acara ini mengupas kondisi Kota Magelang di tahun 1923 berdasarkan sebuah peta kuno berjudul Stadskaart Magelang 1923 koleksi dari Topen Museum.

Peserta berfoto bersama usai kegiatan “Djedjak Sedjarah Kota Magelang tahoen 1923”

Yang menjadi kajian terpenting di tahun 2013 adalah tentang permasalahan perlindungan cagar budaya di Kota Magelang yang pada saat itu menjadi topik hangat di kalangan pemerintahan, media dan masyarakat. Pada saat itu permasalahan ini sudah di bahas di level pemerintahan, baik antara Pemerintah Kota Magelang dan DPRD. KOTA TOEA MAGELANG/KTM pun juga terlibat dalam pembahasan Raperda Cagar Budaya. Maka dari itu KTM mengambil inisiatif untuk mengadakan event sendiri dengan menghadirkan beberapa nara sumber, di antaranya adalah Wahyu Utami [pemerhati heritage Magelang], Suko Tri Cahyo [Kepala Disporabudpar Kota], Eddy Sutrisno dan Waluyo yang mana keduanya adalah anggota dewan khususnya komisi C yang menangani tentang Raperda Cagar Budaya.

Event KEDUA ini di adakan 27 Januari di Museum BPK kompleks gedung Eks Karesidenan Kedu Jl. Diponegoro.

flyer publikasi event

Pemaparan dari Wahyu Utami tentang kondisi Kota Magelang

Event yang KETIGA adalah “DJELADJAH PETJINAN” yang di adakan pada tanggal 17 Februari. Tujuan kegiatan ini untuk lebih mengenalkan sejarah Pecinan di Kota Magelang, baik sejarahnya, maupun sosial dan budayanya. Beberapa lokasi kunjungan adalah di kelenteng Liong Hok Bio, kawasan Pecinan, Gedung Bunder di Jaranan, Pabrik cerutu “Ko Kwat Ie” di Prawirokusuman, rumah peninggalan Ko Kwat Ie di Juritan eks sekolah Cina THHK, dan pengrajin Barongsai di Tengkon.

Peserta berfoto bersama di depan kelenteng Liong Hok Bio

Djeladjah Petjinan di depan Gedung Bunder

Di bulan April event besar menyambut Hari Jadi Magelang telah menanti. Acara tahunan ini bertajuk Pameran “Magelang Tempo Doeloe” yang di gelar di area kompleks Gedung Eks Karesidenan Kedu di Jl. Diponegoro Magelang. Dan merupakan acara yang KEEMPAT yang di laksanakan.

Pameran ini merupakan event yang di dukung penuh oleh pemerintah kota Magelang bersama Dewan Kesenian Kota magelang dan berbagai komunitas perintis event yaitu Komunitas Sepeda Kuno Old Bikers VOC Magelang dan KOTA TOEA MAGELANG. Berbagai sub acara di adakan seperti pameran foto Magelang Tempo Doeloe, pameran Sepeda Kuno, Motor antik, mobil kuno, barang-barang antik, kuliner tradisional, Pameran arsip kuno, uang kuno, jelajah, sarasehan, pementasan kesenian tradisional, dll.

Suasana pameran Magelang Tempo Doeloe

Mobil kuno di pajang di pameran MTD

Event KELIMA adalah  sarasehan mengenai “NAMA-NAMA DJALAN TEMPO DOELOE TAHUN 1935 DI KOTA MAGELANG” yang di adakan bekerja sama dengan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Magelang. Acara ini di laksanakan untuk memeriahkan  Pameran Buku dan Arsip di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang 19 Mei 2013. Selengkapnya ada di https://kotatoeamagelang.wordpress.com/2013/05/21/liputan-dari-remboeg-sedjarah-nama-nama-djalan-tempo-doeloe-tahoen-1935-di-kota-magelang/

Peserta berpose setelah acara selesai

Di tanggal 9 Juni sudah menunggu event KEENAM berikutnya yaitu DJELADJAH DJALOER SPOOR, djoeroesan : Sejang-Tjandi Oemboel. Jalur mati ini sangat asyik untuk di jelajahi mengingat rutenya melewati sawah, hutan, dan perkampungan dengan pesona pemandangan yang indah dan petualangan yang yang mengasyikan. Selengkapnya di https://kotatoeamagelang.wordpress.com/2013/06/19/liputan-dari-even-djeladjah-djaloer-spoor-djoeroesan-setjang-tjandi-oemboel-minggu-9-juni-2013/

Di depan Stasiun Secang

Peserta berada di depan eks stasiun Candi Umbul yang tinggal reruntuhan banguan saja

Di bulan Juli tepatnya di tanggal 7 ada 2 kegiatan yang di adakan [event ke TUJUH dan KEDELAPAN] , yaitu DJELADJAH PLENGKOENG dan AKSI BERSIH MAKAM VAN DER STEUR.

Untuk DJELADJAH PLENGKOENG  sangat mengasyikan karena lokasi yang di jadikan tujuan berada di tengah kota. Menempuh rute dari  Pucangsari-Kebondalem-Badaan-Poncol-Aloon2-Tengkon-Bayeman hingga Jagoan sepanjang lebih dari 5 kilometer. Fungsi saluran air di atas bangunan ini untuk mengairi sawah, menyirami tanaman, menggelontor kotoran dll. selengkapnya ada di sini https://kotatoeamagelang.wordpress.com/2013/07/15/liputan-djeladjah-plengkoeng-bersama-komunitas-kota-toea-magelang/

Nampang di atas Plengkung Baru Badaan yang di bangun tahun 1920

Di atas Plengkung Lama yang di bangun tahun 1883

Sedangkan Aksi Bersih di Makam Van der Steur ada di sini https://kotatoeamagelang.wordpress.com/2013/07/19/komunitas-kota-toea-magelang-adakan-aksi-sosial-bersih-bersih-makam-tokoh-legendaris-pa-van-der-steur/.

Van der Steur merupakan tokoh kemanusiaan yang sangat peduli kepada anak-anak. Lokasi makamnya ada di kompleks eks Kerkhoof di Jalan Ikhlas Kota Magelang. Semasa hidupnya telah mengasuh sebanyak 7000 anak asuh.

Mendengarkan penjelasan dari Bu Tatik  seorang yang di percaya untuk mengelola makam

Saat bersih-bersih area makam van der Steur

Sesudah puasa dan masih hangat dengan suasana lebaran, KTM menggelar event KESEMBILAN yang bertajuk DJOEMPA KERABAT KOTA TOEA MAGELANG yang di adakan di warung Makan Voor de Tidar jagoan. Selengkapnya di https://www.facebook.com/media/set/?set=oa.633642623333869&type=1

Tujuan kegiatan ini tidak hanya sekedar bersilaturahmi, tetapi juga untuk sarana memberi masukan, kritikan, saran dan pendapat Kerabat KTM terhadap keberadaan komunitas.

Suasana DJOEMPA KERABAT KTM

Pada tanggal 1 September juga di adakan bedah skripsi dari seorang mahasiswa UGM jogja tentang”Orang-orang Indo Di Magelang 1906-1942″ oleh Teddy Harnawan.

Selengkapnya ada di https://kotatoeamagelang.wordpress.com/2013/09/07/di-bawah-bayang-bayang-modernitas-orang-orang-indo-di-kota-magelang-1906-1942-2/ dan http://hamidanwar.blogspot.com/2013/09/siapa-sangka-gaya-hidup-orang-indo-di.html

Nara sumber sedang presentasi

suasana saat peserta mengikuti kegiatan

di bulan September, Olivier Johannes dari Belanda hadir ke Magelang untuk berbagi ilmunya. Event KESEBELAS ini sangat spesial sekali dengan kehadiran olivier Johannes dari Belanda. Apalagi materi acaranya tentang bedah buku yang dia tulis. Buku tersebut mengungkap kartu pos lawas yang pernag beredar di Hindia Belanda yang menceritakan tentang Pekerdja di Djawa Tempo Doeloe.

Selengkapnya ada di https://kotatoeamagelang.wordpress.com/2013/09/22/bedah-buku-pekerdja-di-djawa-tempo-doeloe-bersama-olivier-johannes-raap-dari-belanda/ dan di https://www.facebook.com/media/set/?set=oa.652564654774999&type=1

Peserta foto bersama di depan lokasi acara usai acara berlangsung

Event KEDUABELAS adalah DJELADJAH SITOES & TJANDI DI TEMANGGOENG yang dilaksanakan pada tanggal 13 oKTOBER. Tempat yang dikunjungi adalah Gondosuli, Pringapus, Jumprit , Liyangan dan beberapa situs di sekitarnya.

Foto-foto kegiatan ada disini https://www.facebook.com/media/set/?set=oa.664966023534862&type=1

Foto dulu sebelum berangkat

di situs Liyangan

di Candi Pringapus

Di Candi Gondosuli

Event KETIGABELAS adalah inventarisasi bangunan era kolonial di Kota Magelang kerjasama antara Jurusan Arkeologi Fak. Ilmu Budaya UGM Jogajakarta yang di laksanakan pada tanggal 16-17 Vovember 2013. Selengkapnya ada di https://kotatoeamagelang.wordpress.com/2013/12/07/ugm-dan-kota-toea-magelang-inventarisasi-bangunan-cagar-budaya-kota-magelang/

saat kunjungan ke Gedung Bunder dan Pecinan

Event KEEMPATBELAS adalah DJEDJAK 200 TAHOEN SEDJARAH KABOEPATEN MAGELANG. Seperti di ketahui, dahulu Danukromo menjadi bupati pertama yang memerintah Magelang di tahun 1810. Jejak sejarahnya masih dapat di temui hingga kini seperti Masjid Agung Kauman dan Alun-alun. Sejarahnya seperti terlewatkan begitu saja sehingga oleh KTM perlu di ungkap riwayatnya. Termasuk keberadaan trah dan keturunannya yang masih ada hingga kini.

Selengkapnya ada di https://kotatoeamagelang.wordpress.com/2013/12/07/even-minggu-1-desember-2013-latjak-djedjak-200-tahoen-sedjarah-kaboepaten-magelang/

silaturahmi dengan Mbah Mad, keturunan dari Danuningrat

Silaturahmi dengan Eyang Romlah, keturunan dari Danusugondo

Event KELIMABELAS adalah KONSEP SAUJANA KOTA MAGELANG dengan menghadirkan Dr. Wahyu Utami seorang pemerhati heritage di Magelang. Dr. Wahyu Utami merupakan putra asli Magelang yang dalam disertasinya mengungkap keberadaan Magelang dalam konsep saujana dimana Magelang di kitari oleh 7 gunung dan 2 sungai. Dr. Wahyu Utami merupakan doktor ketiga di UGM yang mengangkat saujana dalam disertasinya. Dalam usia kurang dari 40 tahun telah mampu meraih gelar kedoktorannya di UGM Jogjakarta.

Wahyu Utami [tengah berjilbab] dengan kawan KTM saat sesudah ujian terbuka promosi doktor 9 Desember 2013.

Hasil liputan selengkapnya ada di http://hamidanwar.blogspot.com/2013/12/magelang-setitik-surga-di-muka-bumi.html

hanya satu kata untuk event yang di gelar oleh KTM, LUAR BIASA…

Terimakasih buat Kerabat KTM yang sudah mendukung penuh kegiatan2 yang di adakan. Spesial buat Ryan Corleone yang slalu membantu pembuatan flyer publikasi event . Thanks for all yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Juga buat kawan2 yang foto2nya dan liputannya kami “pinjam”. Dan semoga bermanfaat buat kita semua.

SAVE HISTORY & HERITAGE IN MAGELANG !

MAGELANG, THE HERITAGE CITY !

penulis : Bagus Priyana

foto-foto : Kerabat KOTA TOEA MAGELANG

4 responses »

Leave a reply to yusuf eko Cancel reply